Rabu, 15 Februari 2017

Waktunya Bicara Kesehatan Mental, Studi Literatur: Evaluation of an anti-stigma campaign related to common mental disorders in rural India: a mixed methods approach

Stigma adalah penghalang besar bagi individu untuk mencari bantuan terkait kesehatan mental sehingga menghasilkan rendahnya terapi pada negara berpenghasilan menengah kebawah. Penelitian ini menilai perubahan  pengetahuan, sikap, perilaku dan stigma terhadap kesehatan mental diantara subyek yang terpapar kampanye anti- stigma di kawasan pedesaan Andhra Pradesh, India Selatan.

Kampanye menggunakan intervensi multi- media yang tergabung dalam SMART (Systematic Medical Appraisal, Referral and Treatment) Mental Health Project, dilakukan dalam 3 bulan di 42 desa kawasan pedesaan Andhra Pradesh, India Selatan. Evaluasi dilakukan di 2 desa dengan pre-post design.

(sumber: http://www.time-to-change.org.uk/mental-health-and-stigma)
Strategi yang dilakukan dalam kampanye ini adalah:

  1. Mengembangkan materi informasi, edukasi dan komunikasi tertulis. Meliputi pembuatan brosur, pamflet dan poster tanda- gejala gangguan mental umum seperti depresi, resiko bunuh diri, stress dan bagaimana membedakan dengan gangguan mental berat; kebutuhan mendapatkan terapi dan bagaimana kondisi mental dapat mempengaruhi kesehatan; serta isu- isu mengenai stigma kesehatan mental yang umum di masyarakat. Selain itu juga dicantumkan contoh kasus dan diskusi kasus tersebut. Digunakan juga istilah- istilah lokal dalam material tersebut. Strategi yang digunakan adalah educational- based strategy.
  2. Melibatkan individu dengan gangguan mental umum dan caregiver dalam pembuatan video untuk menceritakan pengalamannya. Video tersebut ditampilkan dalam rangkaian kampanye dan didiskusikan. Dalam hal ini digunakan strategi kontak sosial (social contact strategy) untuk meningkatkan kesadaran terhadap kesehatan mental.
  3. Mengembangkan video promosional kesehatan mental, stigma dan SMART Mental Health project yang diperankan oleh actor lokal yang membicarakan mengenai gangguan mental umum menggunakan education strategy.
  4. Menampilkan pertunjukan drama yang diperankan kelompok teater lokal di 8 desa. Drama tersebut direkam untuk dapat ditampilkan di desa lain yang tidak menonton penampilan drama secara langsung.
Kampanye tidak meningkatkan pengetahuan subjek, namun ada perbaikan sikap dan perilaku yang signifikan. Stigma terkait help-seeking menurun signifikan. Strategi kontak sosial dan pertunjukan drama teridentifikasi sebagai intervensi yang paling bermanfaat dalam wawancara kualitatif.

(sumber: //http://www.time-to-change.org.uk/what-is-stigma)
Sumber:
Maulik, P. K., Devarapalli, S., Kallakuri, S., Tewari, A., Chilappagari, S., Koschorke, M., & Thornicroft, G. (2017). Evaluation of an anti-stigma campaign related to common mental disorders in rural India: a mixed methods approach. Psychological Medicine47(3), 565–575. http://doi.org/10.1017/S0033291716002804
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5244444/


Tidak ada komentar:

Posting Komentar